Youtube.com

Jumat, 23 Januari 2015

Alir Materi Genetik


MINI REVIEW FISMIK
ALIR MATERI GENETIK
OLEH:
AHMAD ZAINUL HASAN
NIM 121810401026
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013

Pada alir materi genetik dimulai dengan Replikasi àTranskripsi à Translasi.
1. Replikasi
            Replikasi adalah proses pengkopian DNA induk untuk menghasilkan molekul DNA anak yang mempunyai urutan nukleotida identik.
            Replikasi DNA terjadi menjelang proses pembelahan sel. Hal ini berguna untuk menggandakan DNA-nya. Sehingga, urutan DNA yang terbentuk identik dengan DNA induk.
            Pada tahap inisiasi terjadi proses denaturasi dan pelurusan rantai ganda. Pada proses pelurusan terjadi pelurusan dari rantai yang berpilin. Sehingga rantainya menjadi lurus. Pada proses ini yang berperan adalah enzim Topisomerase . Setelah itu terjadi proses denaturasi rantai yang mulanya berikatan akan dilepas hingga terbentuk dua rantai tunggal. Enzim yang berperan adalah enzim Helicase (Gaffar,2007).
Setelah ikatan rantai terpisah maka akan ditahan oleh singlet strand, binding protein agar tidak menyatu kembali. Dari pemisahan akan terbentuk rantai tunggal dengan arah 3’-5’ (Leading strand) dan 5’-3’( Lagging strand). Pada rantai DNA arahnya 3’-5’ akan melalui DNA polymerase III yang akan menkatalisis perpanjangan untai DNA. Sehingga rantai yang sebelumnya tunggal akan menghasilkan kembali rantai DNA yang berikatan berikatan. Sedangkan pada pada arah replikasi 5’-3’ akan melalui DNA primas yang akan memulai pembentukan RNA primer. RNA primer akan akan bergabung dengan fragmen okazaki yang kemudian akan disambung oleh DNA ligase. Dan kemudian baru melalui DNA polymerase I. Sehingga pada DNA Polymerase I akan terjadi pengisian untai DNA kosong fragmen okazaky.
a. Model replikasi
Ø  Model konservatif , yaitu Dua rantai DNA lama dipertahankan(tidak berubah), sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru.
Ø   Model semi-konservatif, yaitu menyebabkan dua rantai DNA lama terpisah. Dan rantai baru terbentuk dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama. Yang akhirnya akan membentuk dua rantai DNA yang masing- masing akan mengandung satu rantai DNA induk dan rantai DNA baru yang berikatan.
Ø  Model Dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Sehingga hasilnya akan membentuk rantai DNA lama dan baru yang tersebar  pada rantai lama dan baru. Hasilnya berselang seling.
2. Transkripsi
            Tidak seperti pada replikasi yang mengkopi keseluruhan kromosom. Pada transkripsi bersifat lebih selektif. Hanya gen tertentu/ sekumpulan gen tertentu saja yang akan ditranskripsi pada waktu tertentu, dan beberapa genom dari DNA tidak pernah ditranskripsi. Sel membatasi ekspresi hanya untuk produk yang dibutuhkan pada waktu tertentu saja yang akan diekspresikan. Urutan regulatornya adalah Promotor pada awal gen dan Terminator pada akhir gen ( pemberi sinyal penghentian transkripsi), yang menandakan bagian yang akan dijadikan tempat.
            Rantai DNA yang berfungsi sebagai cetakan untuk sintesis RNA disebut rantai tempat. Rantai DNA yang komplemen dengan tempat disebut rantai non-templat atau rantai pengkode. Rantai penkode identik dengan rantai RNA yang dibentuk, tetapi pada basa T diganti dengan basa U.
Contoh transkripsi:

a. Transkripsi pada prokariot
Pada Prokaryot transkripsi terdiri dari tahap inisiasi, elongasi (Polimerasi) dan terminasi. RNA polimerase pada bakteri terdiri atas enam subunit yaitu dua subunit yaitu dua subunit αα, dua subunit β, satu subunit ω dan satu subunit σ. Fungsi subunit σ adalah membantu RNA polimerase mengenali satu urutan tertentu rantai molekul DNA yang menandai awal transkripsi (awal satu gen) yang dikenal sebagi promotor.        Pada saat inisiasi RNA polimerase bersama subunit σ mengikat daerah promotor dengan kuat dan memisahkan untai ganda DNA agar inisiasi dapat terjadi.
Transkripsi pada Prokaryot
            RNA polimerase tidak mempunyai aktivitas pembacaan kembali sehingga sekitar satu kesalahan terjadi setiap 104-105 ribonuknklotida yang dimasukkan selama transkripsi RNA.
b. Transkripsi pada eukaryot
           Gen pada eukaryot bersifat tidak kontinu, artinya tidak seluruh urutan nukleotida mengkode asam amino. Bagian gen yang mengkodekan asma amino disebut akson, sedangkan yang tidak disebut intron.  Pada transkrip eukaryot dilakukan proses tambahan berupa penghilangan intron. Transkrip mRNA yang mengandung intron disebut transkrip primer (pare mRNA). Proses penghilangan Intron terjadi di dalam nukleus yang disebut dengan splicing. Tanpa intron mRNA dapat ditranslasi menjadi protein.
Transkripsi pada Eukaryot
            RNA polimerase yang terlibat odalan proses transkripsi. Antara lain RNA polimerase (Pol 1) terlibat dalam transkrip gen 5,8S, 28S, dan 18S rRNA. RNA polimerase II (Pol II) mensintesis pre-mRNA  yang terdiri ekson dan intron. RNA polimerase III (Pol III) mengenali promotor yang mengontrol sintesis RNA pendek seperti seperti 5S rRNA, transfer RNA (tRNA), small nuclear RNA (snRNA) dan signal recognition particle RNA (srpRNA).
Pasca Transkripsi
Pre-mRNA yg dihasilkan dari proses transkipsi tidak bisa langsung dikeluarkan ke sitoplasma untuk ditranslasi namun harus dimodifikasi dahulu.
1. Pemberian topi (capping) dan ekor (poliadenilasi)
Setiap ujung molekul pre-mRNA dimodifikasi dengan cara tertentu. Ujung 5’ yaitu ujung depan, pertama kali dibuat saat transkripsi segera ditutup dengan mukleotida guanin (G) yang termodifikasi. Pemerian topi ini mempunyai 2 fungsi.
a. Melindungi mRNA dari degradasi enzim hidrolisis.
b.Ketika mRNA sampai di sitoplasma, ujung 5’ sebagi And bagi ribosom dalam perlekatan.
Pada ujung 3’ suatu enzim menambahkan ekor polia(A) yang terdiri dari 30-200 nukleotida adenin. Ekor poli(A) berfungsi mempermudah ekspor mRNA dari nukleus.
                   Capping dan Pemberian Ekor pada mRNA
Poliadenilasi merupakan proses penambahan poli(A) (rantai AMP) pada ujung 3′ nukleotida mRNA. Fungsinya untuk meningkatkan stabilitas mRNA dan meningkatkan efisiensi translasi.
2. Splicing
Ketika transkripsi, RNA polimerase mentranskripsi intron maupun ekson dari DNA. Splicing merupakan proses pembuangan intron dan penyambungan ekson. Intron adalah bagian penyela pas asam nukleat yang bukan penkode dan teratak pada sela-sela pengkode. Sedangkan ekson adalah daerah yang yang diekspresikan atau ditranslasi menjadi asam amino. Dalam penyambungan RNA, intron dikeluarkan dan ekson bergabung. Penyambungan RNA dikatalis oleh ribonukleoprotein nucleus kecil (snRNP), yang beroperasi dalam susunan yang lebih besar disebut spliosom. Setelah dilakukan berbagai modifikasi di atas, jadilah mRNA matang (mature mRNA) (Sarmoko, 2011)
Proses Splicing
3. Translasi/ Biosintesis Protein
            Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. RNA yang ditranslasi adalah mRNA, sedangkan tRNA dan rRNA tidak
ditranslasi. Translasi dibagi 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi, dan terminal.
  1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida dan dua sup unit ribosom. Kemudian mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam celah ribosom. Ketika mRNA masuk ke ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk satu, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.
2.      Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
3.      Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.

Proses Pasca-Translasi
Selama proses translasi dan sesudahnya, rantai polipeptida yang terbentuk mulai menggulung dan melipat secara spontan membentuk protein fungsional dengan konformasi yang spesifik. Konformasi ini berupa suatu molekul tiga dimensi dengan struktur skunder dan tersier. Pelipatan protein dibantu oleh suatu protein chaperon.
Langkah tambahan yang dilakukan sebelum dikirim ke target adalah memberikan modifikasi secara kimiawi. Pada asam amino tertentu dilakukan penambahan gula, lipid, gugus fosfat atau penambahan-penambahan lain. Pada beebrapa kasus, rantai polipetida tunggal dapat membelah secara enzimatik menjadi dua atau lebih potongan, missal insulin. Protein insulin pertama kali disintesis sebagai rantai polipeptida tunggal tetapi menjadi aktif hanya setelah suatu enzim menghilangkan bagian tengah dari rantai tersebut, membentuk protein yang terdiri dari 2 rantai peptida yang terhubung dengan jembatan sulfida.
Polipeptida sinyal mengarahkan beberapa polipeptida eukariotik ke tujuan spesifik di dalam sel. Protein yang akan tetap berada dalam sitosol dibuat pada ribosom bebas. Protein yang ditujukan untuk membrane atau untuk diekspor dari sel , disintesis pada ribosom yang terikat RE. Partikel pengenlan-sinyal mengikatkan diri pada urutan sinyal pada ujung leading dari polipeptida yang sedang tumbuh, yang membuat ribosom dapat mengingkatkan diri pada RE (Sarmoko, 2011).
(Sarmoko,2011).
Daftar Pustaka
Gaffar, Shabarni. 2007. Buku Ajar Bioteknologi Molekul. Bandung: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Padjadjaran.
Saefudin. 2007. Hand Out Genetika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sarmoko. 2011. From Gene to Protein Molecular Biologi. Yogyakarta: UNSOED.



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar