NAMA :
AHMAD ZAINUL HASAN
NO. URUT : 27
TERTARIK PADA : TUMBUHAN
|
Inventarisasi tumbuhan
paku dilakukan dengan
cara jelajah. Menurut Hartini (2011)
yang dimaksud dengan
jelajah adalah menjelajahi
setiap sudut suatu lokasi yang
dapat mewakili tipe-tipe ekosistem ataupun vegetasi di kawasan yang diteliti. Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan jelajah yaitu menjelajahi 12 titik
lokasi (gambar 1)
yang masing-masing berjarak
± 350 m.
Penjelajahan juga dilakukan
disekitaran area titik
dengan jarak 5-10
m. Pengambilan sampel dilakukan di setiap
titik dan sepanjang
jalur penelitian dengan
teknik purposive sampling. Menurut
Lubis (2009) purposive
sampling yaitu suatu
cara pengambilan sampel berdasarkan
keberadaan tumbuhan paku
yang dianggap mewakili tempat
tersebut. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan purposive sampling adalah
suatu cara pengambilan
sampel berdasarkan keberadaan tumbuhan paku
yang ditemui, jika
jenis yang sama
ditemui lebih dari
satu kali, maka jenis tersebut tidak diambil karena sudah
dianggap mewakili daerah hutan adat Desa
Teluk Bakung. Setiap
sampel tumbuhan paku
yang diambil, diberi nomor
koleksi dan dicatat
informasi lapangannya yang
meliputi ciri-ciri
morfologi, warna daun,
habitat, dan nama
daerah tumbuhan paku.
Pembuatan herbarium
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis
tumbuhan paku. Pembuatan herbarium ini
mengacu pada prosedur
Tjitrosoepomo (2005). Identifikasi
jenis tumbuhan paku dilakukan
dengan bantuan buku
Kerabat Paku (Sastrapradja
&Afriastini, 1985), Jenis
Paku Indonesia (Sastrapradja
& Afriastini, Darnaedi
& Widjaja, 1979), dan media
internet. Identifikasi
dilakukan dengan membandingkan antara
ciri morfologi pada sampel dengan
gambar yang terdapat di buku idenditifikasi dan media internet (jurnal.untan.ac.id).
NAMA :
AHMAD ZAINUL HASAN
NO. URUT : 27
TERTARIK PADA : TUMBUHAN
|
Pelaksanaan
penelitian dibagi atas 4
langkah yaitu: survey
untuk mendapatkan informasi awal,
koleksi data disertai pembuatan herbarium,
identifikasitumbuhan
spesimen dan analisis
data. Penelitian ini menggunakan
metode petak ganda, analisis
data dengan menggunakan analisis vegetasi.
Metode petak
ganda (kuadrat) merupakan metode
yang serba guna, kuadrat
adalah luas pada
suatu habitat dalam berbagai
bentuk yang dapat membatasi vegetasi.
Sehingga penutupan vegetasi di
area tersebut dapat dihitung dan luas vegetasi pada habitat yang dikaji dapat
diperkirakan. Cara meletakkan kuadrat
plot sampling pada habitat vegetasi yang diteliti adalah secara random atau
acak.
Penelitian ini
menggunakan alat-alat dan bahan
antara lain gunting,
pisau, meteran, tali plastik,
kamera, kompas, teropong, kertas koran, alat pengepres,
etiket gantung, etiket tempel, alat tulis, dan alkohol 70%.
Penelitian ini
meneliti tentang jenis paku epifit
(hidup menempel) dan
terestrial (hidup di permukaan). Teknik pengambilan sampel paku
epifit dilakukan dengan menggunakan plot
pengamatan berukuran (50m × 50m)
sebanyak 4 plot. Sedangkan untuk pengambilan
sampel paku terrestrial dengan
membuat plot pengamatan berukuran
(5m × 5m) sebanyak 100 plot yang
diletakkan bersarang (nested) di dalam plot pengamatan paku epifit (50m x
50m). Pengamatan dilakukan
pada seluruh jenis paku-pakuan
yang berada di dalam plot pengamatan.
Tumbuhan paku
yang terdapat dalam semua
plot pengamatan dikoleksi
dan kemudian diproses lebih lanjut untuk dibuat herbarium melalui
tahapan pengawetan,
pengapitan, pengeringan, penempelan
dan pemberian label, selanjutnya
digunakan untuk identifikasi jenis
tumbuhan paku. Identifikasi menggunakan
acuan Fern of Malaya dan Malaya Fern
Handbook.Kemelimpahan spesies tumbuhan
paku di kawasan Taman
Hutan Kenali Kota Jambi
dapat diketahui dengan menggunakan parameter
indeks nilai penting (INP).
Analisis vegetasi yang digunakan adalah Kerapatan (K),
Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi
(F), Frekuensi Relatif (FR),
Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wienner (H‘).
Besarnya indeks
keanekaragaman jenis menurut Shanon–Wienner didefinisikan sebagai berikut :
a. Nilai H’ > 3 menunjukkan
bahwa keanekaragaman spesies pada
suatu tempat adalah melimpah tinggi.
b. Nilai 1 ≤ H’< 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies
pada suatu tempat adalah sedang.
c. Nilai H’ < 1 menunjukkan
bahwa keanekaragaman spesies pada
suatu tempat adalah sedikit atau rendah (Suraida, 2013 : 2-3).
Daftar
Rujukan
Suraida,
Try Susanti, dan Riza Amriyanto. Keanekaragaman
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali Kota Jambi.
Lampung : Universitas Lampung.
0 komentar:
Posting Komentar