MAKALAH EKOLOGI
TERESTRIAL
KOMUNITAS
Disusun
oleh kelompok 6
Anggota:
AHMAD ZAINUL HASAN
121810401026
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas
adalah kumpulan dari beberapa populasi yang hidup dari suatu waktu dan tempat
tertentu yang saling melakukan interaksi dan mempengaruhi antara satu dengan
lainnya. Komunitas memiliki susunan yang lebih kompleks daripada individu dan
populasi.
Setiap
komunitas memiliki nama sendiri-sendiri yang menunjukkan komunitas tersebut.
Nama komunitas harus mempunyai keterkaitan dan menggambarkan sifat dari
komunitas tersebut. Cara memberi nama komunitas yang paling mudah dengan
menyesuaikan dengan karakter, wujud atau sifat dari komunitas
tersebut.Misalnya, komunitas padang rumput.
Di
alam terdapat banyak jenis komunitas
yang scara garis besar bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu komunitas akuatik
dan komunitas terrestrial. Komunitas akuatik adalah komunitas yang terdapat di
kawasan perariran. Komunitas terrestrial adalah komunitas yang terdapat di
kawasan daratan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapaun
masalah yang dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa pengrtian dari komunitas?
2. Apa saja nama-nama komunitas yang
ada di alam?
3. Struktur apa saja yang menyusun
sebuah komunitas?
4. Bagaimanakah interaksi yang
terjadi dalam komunitas?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini adalah mengetahui definisi dari komunitas, struktur apa
saja yang menyusun komunitas dan hubungan interaksi yang terjadi di dalam
komunitas
1.4 Manfaat
Adapun
manfaat dari makalah ini adalah
memberikan informasi mengenai komunitas beserta struktur penyusun dan interaksi
di dalamnya.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain, Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan poulasi. Suatu komunitas terdiri
dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi satu
dengan yang lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh populasi yang hidup
bersama pada suatu daerah dan organisme yang hidup bersama ini sering disebut
juga sebagai komunitas biotik (Staff.uny.ac.id).
2.2.
Pemberian
nama komunitas
Nama komunitas harus dapat memberikan
keterangan mengenai sifat-sifat komunitas yang dimaksud. Cara paling sederhana
adalah dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud
komunitas, seperti komunitas hutan jati, padang rumput, plankton, terumbu
karang, padang lamun, mangrove, dan lain-lain.
Spesies
dominan atau organisme yang memberi wujud khas pada suatu komunitas dimana
terdapat satu atau beberapa organisme dengan jumlah yang banyak pada komunitas,
dapat dipergunakan untuk memberi nama komunitas tersebut. Nama komunitas harus
berarti dan sependek mungkin. (Zoer’aini, 2003). Cara paling baik untuk
menamakan komunitas adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan
mantap, baik hidup maupun tidak. Secara ringkas pemberian nama komunitas dapat
didasarkan pada:
1. Bentuk-bentuk
hidup atau struktur utama penyusunnya, seperti hutan pinus, hutan jati, hutan
bakau.
2. Berdasarkan
habitat dari komunitas, seperti komunitas pantai berbatu, berpasir, berlumpur,
komunitas laut dalam, komunitas air payau, dan lain-lain.
3. Berdasarkan
sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional, seperti komunitas plankton, komunitas
bentik, komunitas hutan hujan tropis dan lain-lain.
2.3.
Macam-macam
komunitas
Terdapat bermacam-macam komunitas di
alam, secara garis besar dibagi sebagai berikut:
1. Komunitas
akuatik
Merupakan
komunitas yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit, atau di kolam.

(Sumber : Komunitas Akuatik. Edu)
2. Komunitas
terestrial
Merupakan
kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di
padang pasir, dan lain-lain (Frick, 2007).

(Sumber: Komunitas terrestrial. Edu)
2.4.
Struktur
Komunitas
Struktur
yang di akibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksi dengan
lingkungannya disebut pola komunitas. Berikut adalah struktur komunitas dan
karakter komunitas :
1. Kualitatif,
seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi, dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangan organisme.
2. Kuantitatif,
seperti frekuensi, densitas, dan densitas relative. Frekuensi kehadiran
merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies didalam suatu
habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomasa per unit
contoh, atau persatuan luas / volume, atau persatuan penangkapan.
3. Sintesis
adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju kesatu arah
yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah. Suksesi-suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. menurut
konsep mutahir susksesi merupakan pergantian jenis- jenis pioneer oleh
jenis-jenis yang lebih mantap yang sesuai dengan lingkunganya (Odum, 1994).
·
Suksesi dapat dibagi menjadi 2
1. Suksesi
primer, yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga
komunitas awal menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut
tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru

(Sumber:
Suksesi Primer.edu)
2. Suksesi
sekunder, yaitu sama dengan suksesi primer perbedaannya adalah pada keadaan
kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan akan tetapi tidak tetap, masih ada komunitas yang tersisa.

(Sumber:
Suksesi Sekunder.edu)
2.5.
Interaksi
dalam Komunitas
Semua
organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antar komponen ekologi
dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas.
1. Interaksi
antar organisme
Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu
akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai berikut :
·
Netral adalah hubungan
tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat
tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya: antara
capung dan sapi.
·
Predasi adalah hubungan
mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa,
predator tidak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai
pengontrol populasi mangsa. Contoh: singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,
dan burung hantu dengan tikus.
·
Parasitisme adalah
hubungan antar organisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup
pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes atau inangnya sehingga
bersifat merugikan inangnya. Contoh: plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata
dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
·
Komensalisme adalah
hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan
bersama untuk berbagi sumber makanan, salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan. Contoh: anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
·
Mutualisme adalah
hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan
kedua belah pihak. Contoh: bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar
kacang-kacangan (Zoe’aini, 2003).
2. Interaksi
antar populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi
yang lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam
komunitasnya. Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut :
Alelopati merupakan interaksi antar
populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi lain. Contoh: Di sekitar
pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh: jamur Penicillium sp. Dapat menghasilkan
antibioka yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi
merupakan interaksi antar populasi, bila antar populasi terdapat kepentingan
yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh: persaingan antara populasi
kambing dengan populasi sapi di padang rumput (Zoe’aini, 2003)
3. Interaksi
antar komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang
berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas,
misalnya komunitas sawah dan sungai.
Komunitas
sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung,
ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrient dar air sungai ke sawah dan peredaran
organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antar komunitas cukup
komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi antar komunitas dapat kita amati, misalnya pada daun karbon.
Daun karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat
(Zoe’aini, 2003).
4. Interaksi
antar komponen biotik dan abiotik.
Interaksi antara komponen biotik dan
abiotic membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya
menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di
dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman
biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi
tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan
untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem.
Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya
dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru (Zoe’aini, 2003).
BAB
3 KESIMPULAN
Komunitas
merupakan kumpulan dari beberapa populasi yang hidup dari suatu waktu dan
tempat tertentu yang saling melakukan interaksi dan mempengaruhi antara satu
dan lainnya. Komunitas di alam terbagi menjadi dua macam yaitu komunitas
akuatik dan komunitas terrestrial.
Suksesi merupakan perubahan yang
terjadi di dalam komunitas sebagai akibat dari modifikasi lingkungan, yang
terdiri atas suksesi primer dan suksesi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Frick,
Heinz, 2007. Dasar-Dasar Arsitektur
Ekologis. Semarang. Kanisius.
Irwan, Djamal Zoe’aini, 2003, Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi
Ekologi
Komunitas dan Lingkungan,
Jakarta: Bumi Aksara.
Odum,
E, P., 1994. Dasar-Dasar Ekologi,
Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Staff. uny. Handout Ekologi. Staff. Unyac.id/sites/defaults/files/Handout%20Ekologi
_0.pdf. [Diakses Tanggal 13 Februari 2014].
0 komentar:
Posting Komentar